Minggu, 25 September 2011

Persaingan Gery Bismart dan Biskuat Danone

Pertarungan sengit antara merek yang satu dengan merek yang lain sering kali terjadi di dunia bisnis. Pertempuran ini salah satunya dapat diamati dari tema iklannya. Merek yang satu menyerang saingannya. Merek yang diserang sering kali membalas dengan tema iklan balasan. Ciri iklan yang digunakan adalah perbandingan komparatif. Tema iklan ini berupaya merendahkan merek pesaing dan mengunggulkan kelebihannya. Dari segi etika bisinis, hal ini jelas tidak beretika karena telah melanggar aturan periklanan yang telah diatur. Dalam salah satu prinsip etika yang diatur di dalam EPI, terdapat sebuah prinsip bahwa “Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung.” Di sinilah yang sebenarnya patut dijadikan sebagai objek pembicaraan dan diskusi. Sebagaimana banyak diketahui, iklan-iklan antar produk kartu seluler di Indonesia selama ini kerap saling sindir dan merendahkan produk kompetitornya Garry bismart misalnya. Biscuit yang ditujukan untuk pasar anak ini head to head dengan biskuat produksi danone yang lebih dulu dipasar. Iklan Gery bismart dengan terang – teranan mengatakan : “ Bisakuat aja nggak cukup”. Kata “Bisakuat” sangat dekat dengan merek biskuat (hanya disisipi huru A ditengah). Iklannya mengklaim jika gery bismart memiliki kelebihan kolin. Menurut pandangan saya, hal ini sangat disayangkan. Sebab tanpa menyebut kata “ Bisakuat aja nggak cukup” para konsumen pun dapat tertarik dengan hal yang menjadi kelebihan dari bismart. Bismart bias saja lebih menonjolkan gizi yang terkandung dalam produknya yang dapat membuat anak menjadi smart yaitu kolin.
sumber : http://trusmansjah.wordpress.com/2009/07/21/gak-suka-produk-dari-gery/